fbpx
Cancel Preloader

Tips Bijak Menjawab Pertanyaan Anak tentang Qurban

 Tips Bijak Menjawab Pertanyaan Anak tentang Qurban

Setiap kali momen Idul Adha tiba, suasana di sekitar masjid atau lapangan tempat penyembelihan hewan qurban berubah menjadi semarak. Namun di balik semarak itu, ada satu hal yang sering membuat orang tua kebingungan: bagaimana menjelaskan makna qurban kepada anak-anak usia dini, terutama saat mereka menyaksikan secara langsung proses penyembelihan hewan? 

Kesulitan Orang Tua Saat Anak Mulai Bertanya 

Tidak sedikit orang tua yang merasa tidak siap saat anak tiba-tiba bertanya, “Kenapa hewan itu dipotong ?”, atau “Kok kasihan ya sapinya, kenapa dia diikat?” 

Hal ini wajar terjadi. Qurban adalah konsep ibadah yang sarat makna simbolis dan spiritual. Namun bagi anak-anak yang masih berada pada tahap berpikir konkret, penyembelihan hewan bisa tampak sebagai sesuatu yang kejam atau menakutkan. Mereka belum mampu memahami bahwa tindakan itu bukan semata-mata menyakiti, melainkan bagian dari ibadah dan wujud kepatuhan kepada Allah, serta bentuk nyata dari berbagi dan pengorbanan. 

Dalam kondisi ini, banyak orang tua merasa serba salah. Ingin menyampaikan nilai agama dengan benar, namun juga tak ingin menimbulkan trauma atau kebingungan pada anak. 

Anak Usia Dini Cenderung Kritis dan Penuh Rasa Ingin Tahu 

Anak-anak usia 3–7 tahun berada pada fase di mana mereka mulai aktif bertanya dan mengeksplorasi hal-hal baru. Mereka memiliki rasa ingin tahu yang besar terhadap lingkungan sekitarnya. Ketika melihat hewan yang diikat, disembelih, lalu dibagikan dagingnya—reaksi mereka bisa sangat beragam. Ada yang antusias, ada yang takut, ada pula yang kritis. 

Pertanyaan seperti: 

  • “Kenapa harus kambing atau sapi?” 
  • “Apakah hewannya sakit waktu dipotong?” 
  • “Kalau aku sayang hewannya, boleh nggak nggak dipotong?” 

Bukanlah bentuk pembangkangan, melainkan cara anak memahami nilai di balik peristiwa yang mereka lihat. Maka, penting bagi orang tua untuk tidak langsung membungkam pertanyaan anak, melainkan melihatnya sebagai kesempatan untuk berdialog secara sederhana dan mendidik. 

Menjelaskan Makna Qurban Secara Sederhana dan Empatik 

Qurban dalam Islam bukan hanya tentang menyembelih hewan. Ia adalah simbol dari kepatuhan, keikhlasan, dan kepedulian terhadap sesama. Cerita Nabi Ibrahim yang rela mengorbankan putranya sebagai bentuk ketaatan, lalu digantikan oleh Allah dengan seekor hewan, menjadi dasar dari ibadah qurban. 

Namun tentu, penjelasan semacam ini perlu disesuaikan dengan tingkat pemahaman anak. Orang tua bisa memulai dengan menjelaskan nilai berbagi, misalnya dengan mengatakan: 

“Daging dari sapi atau kambing ini nanti akan dibagikan ke orang-orang yang membutuhkan. Jadi kita berbagi, supaya semua orang bisa makan enak hari ini.” 

Atau menjelaskan nilai pengorbanan, seperti: 

“Kadang kita harus rela melepaskan sesuatu yang kita suka, supaya bisa membantu orang lain. Itu namanya qurban.” 

Anak juga bisa dilibatkan dalam proses membungkus daging, atau mengantar ke tetangga. Ini akan membantu mereka melihat bahwa qurban adalah kegiatan sosial yang penuh kasih, bukan sekadar ‘memotong hewan’. 

Jadi, memperkenalkan makna qurban kepada anak usia dini memang penuh tantangan. Namun dengan pendekatan yang sederhana, empatik, dan tidak menggurui, orang tua dapat membantu anak memahami nilai-nilai luhur di balik ibadah ini. Yang terpenting, biarkan anak merasa aman untuk bertanya, dan bimbing mereka untuk melihat bahwa qurban adalah tentang cinta, pengorbanan, dan berbagi—bukan sekadar tentang darah dan sembelihan. 

Ayu L Mukhlis 

Sumber: https://izi.or.id/tips-bijak-menjawab-pertanyaan-anak-tentang-qurban/

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *